Ma’had al-Jami’ah, 02 Juni 2016
“Enam Hal
Yang Dirahasiakan Oleh Allah SWT”
1. Allah SWT merahasiakan ridha-Nya diantara ketaatan
hamba-Nya
Diantara setiap ketaatan yang hamba-Nya
lakukan, Dia letakkan ridha-Nya pada hamba tersebut secara rahasia agar setiap
hamba bersungguh-sungguh untuk menjalankan ketaatannya. Maka tidak sepantasnya
kita remehkan mengerjakan hal yang (tampak) kecil, karena kita tidak tahu
dimana Allah akan meletakkan Ridha-Nya.
Sayyidina Umar ra, adalah mukmin yang
sangat dahsyat dalam menjalankan ibadahnya kepada Allah SWT. Beliau adalah
sahabat nabi SAW. Kokoh imannya. Zuhud hidupnya. Dipilih kemudian menjadi
khalifah, beliau memimpin dengan adil. Berkata dengan benar, bahkan Rasulullah
SAW, menjamin bahwa setiap perkataannya adalah benar.
Ridha Allah tidak selalu diletakkan pada
amalan yang terlihat hebat, ridha Allah tidak selalu di letakkan pada para pengemuka
agama. Di sisi lain janganlah kalian mengandalkan amal. Sungguh, amal tidak
akan berguna apabila tidak mendapatkan ridha dari Allah SWT. Bahkan terkadang
apabila seseorang mengandalkan amal, ketika dia berada pada masa kejayaannya,
ia akan lupa terhadap Allah, ia sombong, ia menganggap apa yang dihasilkan
selama ini adalah berkat amalnya bukan karena ridha Allah SWT. Namun ketika dia
berada pada masa kemundurannya, ia akan menjadi orang yang berputus asa, bahkan
kadang mengganggap apa yang selama ini telah ia usahakan tidak ada gunanya dan
hal tersebut lama kelamaan akan menyeretnya kepada kekufuran.
2. Allah SWT merahasiakan murka-Nya diantara kemaksiatan
hamba.
Allah meletakkan murkanya diantara maksiat
yang hambanya lakukan, maka semestinya kita bersungguh-sungguh menjauhkan dan
mencegah diri dari segala sesuatu yang mengarahkan kita pada kemaksiatan. Sayyidina
Abu Bakr berkata: “enam hal yang mengelilingi manusia (iblis, haw, nafsu atau syahwat, dunia, dan anggota badan)”.
Mengelilingi dan siap untuk menggelincirkan kita dalam lembah kemaksiatan.
Ila tergoda akan kemaksiatan maka segeralah kembali dan memohon ampunan dan
perlindungan kepada-Nya.
3. Allah meletakkan malam Lailatul Qadr diantara
malam-malam pada bulan Ramadhan.
Diantara malam-malan bulan ramadhan Allah
letakkan satu malam yang mulia, malam yang lebih baik dari seribu bulan
(kisaran waktu 80 tahun lebih 4 bulan), dan malam yang penuh dengan maghfirah
yaitu malam Lailatul Qadr. Di malam ini, Allah melipat gandakan segala amalan-amalan
yang dilakukan oleh hambanya, baik amalan baik maupun amal buruk. Oleh karena
itu, kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak mendekatkan diri pada-Nya,
memohon ampun atas segala dosa.
Angka seribu, menurut majaz bahasa Arab,
adalah “lambang bilangan tak terhingga”. Maka seribu bulan juga melambangkan
pahala yang diberikan oleh Allah SWT tak terhingga banyaknya. Dan hanya Allah-lah
yang tahu akan kebenarannya. Nabi SAW bersabda: “barang siapa berzina atau
meminum khamr pada bulan Ramadhan niscaya akan dilaknat Allah, makhluk di
langit (para malaikat dan ruh para kekasih Allah) sejak saat itu sampai tahun
berikutnya selama dua tahun”.
4. Allah merahasiakan figur para wali-Nya diantara para
hamba.
Allah merahasiakan figur para wali-Nya
dengan tujuan agar para hamba tidak saling meremehkan satu sama lain. Dan yang
mengetahui seseorang itu adalah seorang wali adalah wali itu sendiri (sesama
wali).
5. Allah merahasiakan ajal seseorang diantara hamba-Nya.
Allah merahasiakan ajal hambanya diantara
hamba yang lain dengan bertujuan agar hamba tersebut gigih dalam beribadah,
karena kita tidak tahu kapan ajal akan datang. Setiap makhluk yang bernyawa pasti
akan menghadapi yang namanya mati. Kapan ajal tiba itu adalah semata-mata urusan
Allah, namun bekal dan status apa yang akan kita bawa menghadap Allah adalah hal
mutlak yang harus kita persiapkan. Peliknya urusan dunia tidak sebanding dengan
peliknya urusan akhirat. Apabila selama hidup kita hanya mementingkan urusan
dunia dan malalaikan urusan akhirat maka kita termasukorang-orang yang akan
menjumpai peliknya urusan akhirat. Oleh karena itu, selagi nafas masih
berhembus, anggota badan masih dapat berfungsi, kita gunakan kesempatan ini
untuk memperbanyak bekal yang akan kita bawa kelak menghadapi persidangan di
hadapan Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar