“Laki-laki juga menggoda”
Keterkaitan hati memang tak dapat di
pungkiri,
Elok paras wajah sebagai bukti,
Keta’dziman budi semakin menyinari…
Keterkitan hati bukanlah dusta,
Kerlingan mata sebagai tanda,
Senyum merekah menjadi canda…
Tak hanya wanita jadi bunga desa,
Tak hanya wanita jadi bunga mata,
Tak hanya wanita jadi bahan berita,
Namun, ,
Laki-laki pun menggoda?????
Perempuan selalu
dipresepsikan sebagai makhluk Tuhan yang indah, menarik, memikat, dan mengusik
ketenangan. Adakalanya wanita ditafsirkan sebagai makhluk yang manja, rapuh,
dan dibutuhkan tenaga ekstra untuk menjaganya. Hal tersebut tidak dapat
dipungkiri…memang itu yang ada dalam diri. Dalam diri wanita tersimpan
berjuta-juta kelembutan yang tak ternilai harganya, di dalam diri wanita
terbesit segudang cinta, dan di dalam diri wanita terpatri indahnya pancaran
pesona…
Dalam hadits Nabi “aku
tidak mewariskan suatu fitnah yang lebih merugikan (membahayakan) laki-laki
kecuali perempuan”. (H.R.Bukhari Muslim,Ibn Majah, dan at-Tirmidzi).
Perempuan yang di klaim
sebagai sumber fitnah dengan pengertian tubuh yang memikat, menarik, dan
menggoda adalah tafsiran masyarakat patriarki. Perempuan dalam hal ini berdaya
untuk memprovokasi naluri hasrat laki-laki yang bertendensi pada hal-hal yang
merugikan. Oleh karena itu, agar hal tersebut tidak terjadi maka perempuan
harus dibungkus, dikerangkeng, atau diamankan dalam situs yang menjamin akan
keselamatannya. Dengan kata lain, seorang perempuan harus dilindungi, dijaga,
dan di batasi gerak-geriknya agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan diri
sendiri terlebih orang lain.
Tafsir lain dari hadits
diatas adalah untuk menggugah hati para laki-laki agar sadar dan berhati-hati dan
menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat merugikan terutama yang berkaitan
dengan masalah perempuan. Salah satu trik yang digunakan adalah dengan
menundukkan pandangan terhadap perempuan yang bukan muhrimnya. Selain itu,
menjaga dirinya dengan cara menghormati dan menjaga harkat dan martabat diri dan
tidak melecehkan martabat orang lain terlebih bagi kaum hawa.
Pertanyaannya, apakah
hanya perempuan yang menjadi makhluk yang amat sangat menarik, memikat, dan
mengusik ketenangan bagi lawan jenis? Dengan kata lain, apakah hanya perempuan
yang memiliki daya tarik tersendiri bagi kaum adam? Para pakar seksologi
menyatakan bahwa “hasrat-hasrat biologis adalah naluri-naluri instingtif
manusia dan binatang, baik laki-laki atau perempuan, dan jantan atau betina”.
Jadi, tidak hanya
wanita yang memiliki daya tarik, namun laki-laki pun memiliki hak yang sama,
hak untuk memiliki daya tarik dan daya goda. Tuhanlah yang menganugrahkan
naluri suci ini pada setiap makhluk-Nya. Anugrah itulah yang membuat laki-laki
dan perempuan eksis dalam menjalani kehidupan ini.
Banyak kisah yang di
jelaskan di dalam al-Qur’an perihal kaum wanita yang tertarik pada kaum
laki-laki. Salah satunya adalah Siti Zulaikhah, seorang istri pejabat tinggi
kerajaan Mesir yang jatuh hati pada seorang hamba sahayanya pada masa itu, dia
adalah Yusuf bin Ya’kub. Laki-laki dengan postur tubuh indah dan wajah nan amat
tampan begitu mengusik perasaan Zulaikhah. Gemuruh perasaan cinta dan rindu
yang mengusik ketenangan Zulaikhah amatlah tak tertahankan. Hal tersebut
termaktub dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 23. “dan wanita (Zulaikhah) yang
Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya)
dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, “marilah kesini.” Yusuf berkata,
“aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan
baik.” (Q.S. Yusuf: 23)
Kecintaan Zulaikhah
terhadap Nabi Yusuf a.s telah membutakakn mata hatinya, sehingga apa yang ia
lakukan tidak lagi memperhatikan rambu-rambu agama. Gemericik air semakin
terdengar syahdu seiring dengan bertambah berkembang cinta Zulaikhah terhadap
Nabi Yusuf. Sehingga para wanita di kota tersebut membicarakan perihal majikan
yang menggoda hamba sahayanya. “dan wanita-wanita di kota berkata: istri
al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya. Sesungguhnya
cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya, kami
memandangnya dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S.Yusuf: 30)
Namun tuduhan tersebut
di tepis langsung oleh Zulaikhah. Suatu ketika Zulaikhah sengaja mengadakan
jamuan makan malam khusus bagi perempuan-perempuan yang berada di kota
tersebut. Tidak hanya Zulaikhah, perempuan-perempuan yang diundang ke rumahnya
juga terpesona melihat ketampanan, kegagahan, dan kewibawaan Nabi Yusuf as.
Peristiwa tersebut diabadikan dalam surat Yusuf ayat 31, “maka, tatkala
wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya dan
mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, “Maha Sempurna Allah, ini bukanlah
manusia. Sesungguhnya, ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. (Q.S.
Yusuf: 31)
Kisah cerita cinta
memang tidak ada habisnya untuk selalu di perbincangkan, Nizami, penyair besar
klasik dari Persia, menggoreskan tintanya sehingga menuaikan sebuah karya yang
amat syahdu dalam dunia percintaan terkhusus bagi kalangan kaula muda. Cinta
seorang gadis bernama Layla binti Mahdi yang amat sangat pada kekasihnya, Qais
bin Mulawwah. Layla Majnun! That’s right. Sebuah kisah yang menceritakan
seorang pemuda yang tampan, gagah, dan penuh wibawa yang terkenal dikalangan
kabilah bani Amir, jazirah Arab. Ia mencintai seorang gadis dari kabilah lain
yang tak kalah terkenalnya bernama Layla. Mereka menjalani kisah cinta secara
sembunyi-sembunyi karena pada saat itu belum saatnya mereka memadu cinta. Namun
seiring berjalannya waktu kisah cinta mereka tek dapat disembunyikan lagi,
semua orang tau akan hal itu, termasuk orang tua laila sendiri. Yang akhirnya
merek tak dapat bertemu. Keadaan tersebut membuat jiwa Qais dan Layla
terguncang, cinta kasih yang telah lama dibina harus pupus tanpa sapa. Singkat
cerita, Qais menjadi majnun, sehingga lebih memilih binatang-binatang untuk menjadi
teman hidupnya. Setelah sekian lama tak bersua, terdengarlah kabar bahwa
kekasih tercinta telah tiada, meninggalkan dunia kerana penyakit yang diderita.
Hal tersebut membuat Qais semakin tersiksa sehingga memutuskan untuk berziarah
ke makam Layla. Sesampainya disana, Qais menangis tersedu, Qais pilu. Ia pun
memeluk kubur Layla hingga ajal menjemputnya.
Kisah cinta keduanya
yang amat indah nan syahdu itu telah menyejarah dan menginspirasi dunia
sepanjang masa. Cinta Qais yang kemudian populer dengan sebutan “majnun”
menjadi simbol para sufi untuk menggambarkan cinta manusia yang suci murni
kepada Tuhannya.
Di dunia barat ada
William Shakespeare, dengan sangat mempesona mengkisahkan cerita cinta tentang
Juliet yang kasmaran berat kepada Romeo. Atau Luthfia al-Manfaluthi yang
menerjemahkan amat indah karya Alphones Karr, Majdulin-Magdalena. Kepada
kekasihnya Stephen, Majdulindalam suratnya antara lain mengatakan: “Stephen,
aku terus menghitung jam-jam berdentang dan detik-detik yang berketik-ketik.
Aku menunggumu dengan penuh rindu dendam”.
Tidak hanya sampai
disitu guys, berbagai kisah cinta yang amat mengharukan datang dari
jazirah Arab. Kisah ini terjadi pada masa pemerintahan khalifah Umar bin
Khattab. Suatu hari ia berjalan-jalan dalam rangka “incognito” ke
desa-desa untuk mengetahui nasib rakyatnya. Dari sanalah, dari gubuk sederhana
terdengar nyanyian melankolis dari seorang perempuan.
“Adakah jalan menuju
kedai minum anggur,
Biar aku bisa
menenggaknya,
Atau adakah jalan
menuju Nashr bin Hajjaj”.
Umar segera memanggil Nashr, begitu tiba di hadapannya,
Umar melihat seorang laki-laki tampan dengan rambut ikal yang memikat. Umar
segera memintanya memangkas semua rambutnya. Begitu setelah usai memangkas
seluruh rambut Nashr, Umar masih melihat ketampanan memancar darinya dan tampak
nyata sehingga masih mampu membuat kaum perempuan tergila-gila kepadanya. Umar
resah. Umar gelisah. Ia kemudian mengisolasinya ka Basrah, Irak. Namun, di
negeri ini ternyatabanyak perempuan yang tergila-gila kepadanya. Abu Musa
al-Asy’ari-Gubernur Basrah- mengusirnya ke Persia. Di negeri barunya, dia masih
digandrungi banyak perempuan. Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi-Gubernur Persia-
kemudian mengirim surat kepada Khalifah Umar di Madinah yang menceritakan
perihal Nashr. Dalam balasannya, Umar menyuruh sang Gubernur untuk membuat
surat keputusan (SK) tentang larangan Nashr keluar dari masjid. “biarkan dia
di masjid sampai meninggal”. Ketika pada akhirnya Khalifah Umar wafat
terlebih dahulu karena dibunuh oleh Abu Lu’lu’, sedangkan Nashr masih segar
bugar dan kembali lagi ke Madinah.
Ternyata tidak hanya perempuan yang menjadi makhluk yang
indah, memikat, dan menggoda. Namun, laki-laki pun memiliki hak untuk menjadi
makhluk Tuhan yang indah. Namun janganlah raut wajah rupawan, harta kekayaan,
dan jabatan menjadikan kita jauh dari Sang Khalik. Namun jadikan hal tersebut
sebagai wahana penambah keimanan terhadap-Nya.
Waallahu a’lam bisshawab.
“Yaya_Rosiah_Hayati”
0 komentar:
Posting Komentar