Senin, 23 Mei 2016

laki-laki juga menggoda



“Laki-laki juga menggoda”
Keterkaitan hati memang tak dapat di pungkiri,
Elok paras wajah sebagai bukti,
Keta’dziman budi semakin menyinari…
Keterkitan hati bukanlah dusta,
Kerlingan mata sebagai tanda,
Senyum merekah menjadi canda…
Tak hanya wanita jadi bunga desa,
Tak hanya wanita jadi bunga mata,
Tak hanya wanita jadi bahan berita,
Namun, ,
Laki-laki pun menggoda?????

Perempuan selalu dipresepsikan sebagai makhluk Tuhan yang indah, menarik, memikat, dan mengusik ketenangan. Adakalanya wanita ditafsirkan sebagai makhluk yang manja, rapuh, dan dibutuhkan tenaga ekstra untuk menjaganya. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri…memang itu yang ada dalam diri. Dalam diri wanita tersimpan berjuta-juta kelembutan yang tak ternilai harganya, di dalam diri wanita terbesit segudang cinta, dan di dalam diri wanita terpatri indahnya pancaran pesona…
Dalam hadits Nabi “aku tidak mewariskan suatu fitnah yang lebih merugikan (membahayakan) laki-laki kecuali perempuan”. (H.R.Bukhari Muslim,Ibn Majah, dan at-Tirmidzi).  
Perempuan yang di klaim sebagai sumber fitnah dengan pengertian tubuh yang memikat, menarik, dan menggoda adalah tafsiran masyarakat patriarki. Perempuan dalam hal ini berdaya untuk memprovokasi naluri hasrat laki-laki yang bertendensi pada hal-hal yang merugikan. Oleh karena itu, agar hal tersebut tidak terjadi maka perempuan harus dibungkus, dikerangkeng, atau diamankan dalam situs yang menjamin akan keselamatannya. Dengan kata lain, seorang perempuan harus dilindungi, dijaga, dan di batasi gerak-geriknya agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan diri sendiri terlebih orang lain.
Tafsir lain dari hadits diatas adalah untuk menggugah hati para laki-laki agar sadar dan berhati-hati dan menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat merugikan terutama yang berkaitan dengan masalah perempuan. Salah satu trik yang digunakan adalah dengan menundukkan pandangan terhadap perempuan yang bukan muhrimnya. Selain itu, menjaga dirinya dengan cara menghormati dan menjaga harkat dan martabat diri dan tidak melecehkan martabat orang lain terlebih bagi kaum hawa.
Pertanyaannya, apakah hanya perempuan yang menjadi makhluk yang amat sangat menarik, memikat, dan mengusik ketenangan bagi lawan jenis? Dengan kata lain, apakah hanya perempuan yang memiliki daya tarik tersendiri bagi kaum adam? Para pakar seksologi menyatakan bahwa “hasrat-hasrat biologis adalah naluri-naluri instingtif manusia dan binatang, baik laki-laki atau perempuan, dan jantan atau betina”.
Jadi, tidak hanya wanita yang memiliki daya tarik, namun laki-laki pun memiliki hak yang sama, hak untuk memiliki daya tarik dan daya goda. Tuhanlah yang menganugrahkan naluri suci ini pada setiap makhluk-Nya. Anugrah itulah yang membuat laki-laki dan perempuan eksis dalam menjalani kehidupan ini.
Banyak kisah yang di jelaskan di dalam al-Qur’an perihal kaum wanita yang tertarik pada kaum laki-laki. Salah satunya adalah Siti Zulaikhah, seorang istri pejabat tinggi kerajaan Mesir yang jatuh hati pada seorang hamba sahayanya pada masa itu, dia adalah Yusuf bin Ya’kub. Laki-laki dengan postur tubuh indah dan wajah nan amat tampan begitu mengusik perasaan Zulaikhah. Gemuruh perasaan cinta dan rindu yang mengusik ketenangan Zulaikhah amatlah tak tertahankan. Hal tersebut termaktub dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 23. “dan wanita (Zulaikhah) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, “marilah kesini.” Yusuf berkata, “aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” (Q.S. Yusuf: 23)
Kecintaan Zulaikhah terhadap Nabi Yusuf a.s telah membutakakn mata hatinya, sehingga apa yang ia lakukan tidak lagi memperhatikan rambu-rambu agama. Gemericik air semakin terdengar syahdu seiring dengan bertambah berkembang cinta Zulaikhah terhadap Nabi Yusuf. Sehingga para wanita di kota tersebut membicarakan perihal majikan yang menggoda hamba sahayanya. “dan wanita-wanita di kota berkata: istri al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya. Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya, kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S.Yusuf: 30)
Namun tuduhan tersebut di tepis langsung oleh Zulaikhah. Suatu ketika Zulaikhah sengaja mengadakan jamuan makan malam khusus bagi perempuan-perempuan yang berada di kota tersebut. Tidak hanya Zulaikhah, perempuan-perempuan yang diundang ke rumahnya juga terpesona melihat ketampanan, kegagahan, dan kewibawaan Nabi Yusuf as. Peristiwa tersebut diabadikan dalam surat Yusuf ayat 31, “maka, tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, “Maha Sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya, ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. (Q.S. Yusuf: 31)
Kisah cerita cinta memang tidak ada habisnya untuk selalu di perbincangkan, Nizami, penyair besar klasik dari Persia, menggoreskan tintanya sehingga menuaikan sebuah karya yang amat syahdu dalam dunia percintaan terkhusus bagi kalangan kaula muda. Cinta seorang gadis bernama Layla binti Mahdi yang amat sangat pada kekasihnya, Qais bin Mulawwah. Layla Majnun! That’s right. Sebuah kisah yang menceritakan seorang pemuda yang tampan, gagah, dan penuh wibawa yang terkenal dikalangan kabilah bani Amir, jazirah Arab. Ia mencintai seorang gadis dari kabilah lain yang tak kalah terkenalnya bernama Layla. Mereka menjalani kisah cinta secara sembunyi-sembunyi karena pada saat itu belum saatnya mereka memadu cinta. Namun seiring berjalannya waktu kisah cinta mereka tek dapat disembunyikan lagi, semua orang tau akan hal itu, termasuk orang tua laila sendiri. Yang akhirnya merek tak dapat bertemu. Keadaan tersebut membuat jiwa Qais dan Layla terguncang, cinta kasih yang telah lama dibina harus pupus tanpa sapa. Singkat cerita, Qais menjadi majnun, sehingga lebih memilih binatang-binatang untuk menjadi teman hidupnya. Setelah sekian lama tak bersua, terdengarlah kabar bahwa kekasih tercinta telah tiada, meninggalkan dunia kerana penyakit yang diderita. Hal tersebut membuat Qais semakin tersiksa sehingga memutuskan untuk berziarah ke makam Layla. Sesampainya disana, Qais menangis tersedu, Qais pilu. Ia pun memeluk kubur Layla hingga ajal menjemputnya.
Kisah cinta keduanya yang amat indah nan syahdu itu telah menyejarah dan menginspirasi dunia sepanjang masa. Cinta Qais yang kemudian populer dengan sebutan “majnun” menjadi simbol para sufi untuk menggambarkan cinta manusia yang suci murni kepada Tuhannya.
Di dunia barat ada William Shakespeare, dengan sangat mempesona mengkisahkan cerita cinta tentang Juliet yang kasmaran berat kepada Romeo. Atau Luthfia al-Manfaluthi yang menerjemahkan amat indah karya Alphones Karr, Majdulin-Magdalena. Kepada kekasihnya Stephen, Majdulindalam suratnya antara lain mengatakan: “Stephen, aku terus menghitung jam-jam berdentang dan detik-detik yang berketik-ketik. Aku menunggumu dengan penuh rindu dendam”.
Tidak hanya sampai disitu guys, berbagai kisah cinta yang amat mengharukan datang dari jazirah Arab. Kisah ini terjadi pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab. Suatu hari ia berjalan-jalan dalam rangka “incognito” ke desa-desa untuk mengetahui nasib rakyatnya. Dari sanalah, dari gubuk sederhana terdengar nyanyian melankolis dari seorang perempuan.
“Adakah jalan menuju kedai minum anggur,
Biar aku bisa menenggaknya,
Atau adakah jalan menuju Nashr bin Hajjaj”.
            Umar segera memanggil Nashr, begitu tiba di hadapannya, Umar melihat seorang laki-laki tampan dengan rambut ikal yang memikat. Umar segera memintanya memangkas semua rambutnya. Begitu setelah usai memangkas seluruh rambut Nashr, Umar masih melihat ketampanan memancar darinya dan tampak nyata sehingga masih mampu membuat kaum perempuan tergila-gila kepadanya. Umar resah. Umar gelisah. Ia kemudian mengisolasinya ka Basrah, Irak. Namun, di negeri ini ternyatabanyak perempuan yang tergila-gila kepadanya. Abu Musa al-Asy’ari-Gubernur Basrah- mengusirnya ke Persia. Di negeri barunya, dia masih digandrungi banyak perempuan. Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi-Gubernur Persia- kemudian mengirim surat kepada Khalifah Umar di Madinah yang menceritakan perihal Nashr. Dalam balasannya, Umar menyuruh sang Gubernur untuk membuat surat keputusan (SK) tentang larangan Nashr keluar dari masjid. “biarkan dia di masjid sampai meninggal”. Ketika pada akhirnya Khalifah Umar wafat terlebih dahulu karena dibunuh oleh Abu Lu’lu’, sedangkan Nashr masih segar bugar dan kembali lagi ke Madinah.
            Ternyata tidak hanya perempuan yang menjadi makhluk yang indah, memikat, dan menggoda. Namun, laki-laki pun memiliki hak untuk menjadi makhluk Tuhan yang indah. Namun janganlah raut wajah rupawan, harta kekayaan, dan jabatan menjadikan kita jauh dari Sang Khalik. Namun jadikan hal tersebut sebagai wahana penambah keimanan terhadap-Nya.
Waallahu a’lam bisshawab.
“Yaya_Rosiah_Hayati”

0 komentar:

Posting Komentar