Ma’had al-Jami’ah, Senin, 23 Mei 2016
“Keberkahan Malam Nisfu Sya’ban”
Setelah
Bulan Rajab, akan
datang bulan Sya'ban. Bulan Sya'ban juga termasuk salah satu bulan yang
diagungkan dalam Islam. Pada malam Nisfu Sya'ban, Allah SWT turun ke langit
dunia dan memberi syafaat (bantuan) bagi siapa saja yang meminta pada malam itu
hingga terbit Fajar. Sya’ban berarti bulan penuh berkah dan kebaikan. Pada bulan ini Allah
membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Karenanya, dianjurkan untuk
memperbanyak ibadah sunah seperti puasa sunah. Hal ini sebagaimana yang
dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits mengatakan bahwa Nabi SAW lebih
sering puasa sunah di bulan Sya’ban dibandingkan pada bulan lainnya. (HR
Al-Bukhari).
Selain
puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu
Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Maksud menghidupkan malam di sini ialah
memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid
Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di
malam nisfu Sya’ban, Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan
pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang
meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang
dari neraka.
Setidaknya
terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Sya’ban. Tiga amalan
ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi
Al-Maliki.
Pertama, memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
Pertama, memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر
لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء
“(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).
Kedua, membaca dua kalimat syahadat
sebanyak-banyaknya. Dua kalimat
syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun
dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin
Alawi mengatakan,
وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة
الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة
الشهادة "لا إله إلا الله محمد رسول الله".
“Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”
Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang
bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa.
Namun kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan
kepada siapa pun. Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan
terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan,
الاستغفار من أعظم وأولى ما ينبغي على المسلم الحريص أن
يشتغل به في الأزمنة الفاضلة التي منها: شعبان وليلة النصف، وهو من أسباب تيسير
الرزق، ودلت على فضله نصوص الكتاب، وأحاديث سيد الأحباب صلى الله عليه وسلم، وفيه
تكفير للذنوب وتفريج للكروب، وإذهاب للهموم ودفع للغموم
“Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan”.
Di antara keistimewaan malam Nishfu Sya’ban adalah sebagai berikut:
1. Menurut Imam Syafi’i, malam
Nishfu Sya’ban adalah salah satu malam yang mustajabah.
2. Menurut ‘Atha bin Yasar,
malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling utama setelah Lailatul Qadar.
3. Menurut ulama yang lain, malam
Nishfu Sya’ban adalah malam laporan amal tahunan kepada Allah SWT.
“Imam
Syafii berkata: Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam,
yaitu awal malam bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, dua malam hari raya dan
malam Jumat”. (Faidl al-Qadír,
VI/50)
“Yasar
bin Atho’ berkata : Tidak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar
dibandingkan dengan Nishfu Sya’ban. Ia merupakan salah satu malam yang
mustajabah”. (Nuzhah
al-Maj á lis, I/158)
“Ikrimah
berpendapat bahwa yang dimaksud Lailah Al Mubarakah itu adalah malam nishfu
sya’ban. Di malam itu Allah menentukan semua urusan dalam peristiwa setahun,
menghapus nama-nama orang dari daftar calon orang meninggal dan mencatat
nama-nama orang yang akan melaksanakan haji tanpa ditambah atau dikurangi.
Utsman bin Mughirah meriwayatkan hadis, Rasulullah bersabda, “Ajal ditentukan dari satu Sya’ban
ke bulan Sya’ban berikutnya, hingga seseorang menikah, dikaruniai anak dan
namanya dikeluarkan dari orang-orang yang akan meninggal” (HR Ibnu Abi Dunya
dan Al Dailami). Qadli Abu Bakar bin Al Araby berkata : Para Ulama’ mengatakan
bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar”. (Tafsir al-Qurtúbi, XVI/85)
“Amal-amal
tersebut diperlihatkan kepada Allah, begitu pula pada malam Nishfu Sya’ban dan
Lailatul Qadar. Yang pertama (Senin-Kamis) merupakan laporan amal mingguan.
Yang kedua dan ketiga (Nishfu Sya’ban dan Lailatul Qadar) merupakan laporan
amal tahunan”.
(Chásyiyah al-Jamal, VIII/323)
Adapun beberapa peristiwa
yang terjadi pada
bulan Sya’ban, adalah sebagai berikut:
1.
Pindah Qiblat
Pada
bulan Sya’ban, Qiblat berpindah dari Baitul Maqdis, Palestina
ke Ka’bah, Mekah al Mukarromah. Demikianlah peristiwa ini terjadi
setelah turun ayat, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah; 144)
ke Ka’bah, Mekah al Mukarromah. Demikianlah peristiwa ini terjadi
setelah turun ayat, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah; 144)
2.
Turun Ayat Sholawat Nabi
Diturunkannya
ayat tentang anjuran membaca sholawat kepada baginda Nabi saw,
yaitu ayat: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al
Ahzab: 56)
yaitu ayat: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al
Ahzab: 56)
Keutamaan
Sya’ban
1. Diangkatnya Amal
Manusia
Dari
Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
“Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa
dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan
Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai
darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya
diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal
saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (H.R. Nasa’i).
“Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa
dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan
Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai
darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya
diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal
saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (H.R. Nasa’i).
2.
Disebut Sebagai Bulan Al Quran
Bulan
Sya’ban dinamakan juga bulan Al Quran, sebagaimana disebutkan
dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran selalu dianjurkan di
setiap saat dan di mana pun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu
pembacaan Al Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan
Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain
sebagainya.
dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran selalu dianjurkan di
setiap saat dan di mana pun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu
pembacaan Al Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan
Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain
sebagainya.
Syeh
Ibn Rajab al Hambali meriwayatkan dari Anas, “Kaum muslimin
ketika memasuki bulan Sya’ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al
Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan
miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
ketika memasuki bulan Sya’ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al
Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan
miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Malam
Nishfu Sya’ban Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang,
sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga
maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah
Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat
bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran
yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau
bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa
sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah
malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia
memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang
meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R.
Baihaqi)
sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga
maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah
Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat
bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran
yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau
bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa
sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah
malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia
memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang
meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R.
Baihaqi)
Dalam
hadis Ali, Rasulullah bersabda: “Malam nisfu Sya’ban, maka
hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya
Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: “Orang
yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku
beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan,
hingga fajar menyingsing.” (H.R. Ibnu Majah)
hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya
Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: “Orang
yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku
beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan,
hingga fajar menyingsing.” (H.R. Ibnu Majah)
Nabi
Muhammad Shollallhu alaihi wasallam bersabda, “Allah melihat
kepada semua makhluknya pada malam Nishfu Sya’ban dan Dia mengampuni
mereka semua kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
(HR. Thabarani dan Ibnu Hibban).
kepada semua makhluknya pada malam Nishfu Sya’ban dan Dia mengampuni
mereka semua kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
(HR. Thabarani dan Ibnu Hibban).
Sayyidina
Ali ra, Rasulullah saw bersabda: “Jika tiba malam Nisyfi Sya’ban,
maka bersholatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya karena sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala menurunkan rahmatnya pada malam itu ke langit
dunia, yaitu mulai dari terbenamnya matahari”. Lalu Dia berfirman,
‘Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni? Adakah orang
meminta rizki, maka akan Aku beri rizki? Adakah orang yang tertimpa
musibah, maka akan Aku selamatkan? Adakah begini atau begitu? Sampai
terbitlah fajar.’” (HR. Ibnu Majah)
maka bersholatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya karena sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala menurunkan rahmatnya pada malam itu ke langit
dunia, yaitu mulai dari terbenamnya matahari”. Lalu Dia berfirman,
‘Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni? Adakah orang
meminta rizki, maka akan Aku beri rizki? Adakah orang yang tertimpa
musibah, maka akan Aku selamatkan? Adakah begini atau begitu? Sampai
terbitlah fajar.’” (HR. Ibnu Majah)
Sesungguhnya
Allah ‘Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nisfu
sya’ban dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani
Kalb (salah satu kabilah yang punya banyak kambing). (HR At-Tabarani
dan Ahmad).
sya’ban dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani
Kalb (salah satu kabilah yang punya banyak kambing). (HR At-Tabarani
dan Ahmad).
Malam
Nishfu Sya’ban dan di seluruh bulan adalah saat yang utama dan
penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak aneka ragam
amal kebaikan. Doa adalah pembuka kelapangan dan kunci keberhasilan,
maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan
berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala. Nabi Muhammad Shollallahu
alaihi wasallam mengatakan, “Doa adalah senjatanya seorang mukmin, tiyangnya agama dan cahayanya langit dan bumi.” (HR. Hakim).
penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak aneka ragam
amal kebaikan. Doa adalah pembuka kelapangan dan kunci keberhasilan,
maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan
berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala. Nabi Muhammad Shollallahu
alaihi wasallam mengatakan, “Doa adalah senjatanya seorang mukmin, tiyangnya agama dan cahayanya langit dan bumi.” (HR. Hakim).
Oleh
karena itu, malam Nisfu Sya’ban sangatlah baik untuk beribadah dan memohon
ampunan (bertaubat) atas segala hal buruk yang kita lakukan, dan semoga Allah
swt menerima segala amal ibadah dan mengampuni dosa-dosa dan kesalahan kita.
Diriwayatkan
oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
Allah pada malam Nisfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali
orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Mengenai
keistimewaan lainnya di malam Nisfu
Sya’ban menurut Imam
Syafii rahimahullah: “Doa
mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul
Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam Nisfu Sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam
Baihaqiy juz 3 hal 319).
Namun
pada tradisi yang telah lama dilaksanakan khususnya di lingkungan Islam
Indonesia setelah melaksanakan shalat magrib dalam melaksanakan Nisfu Sya’ban yakni
membaca doa dan yasin sebagai berikut:
1. Pada yasin yang pertama kita berniat semoga diberikan panjang umur yang barokah sehingga bisa melaksanakan ibadah dan taat kepada Allah SWT
2. Setelah yasin yang kedua kita memohon agar ditetapkan nikmat iman dan dijauhkan dari segala bencana oleh Allah SWT.
3. Setelah yasin yang ketiga, kita memohon kepada Allah SWT agar diberikan rizqi yang halal dan barikah oleh Allah SWT.
Umat muslim memang pada
umumnya, pada malam ini merupakan malam yang akan dilalui dengan berdoa, karena
ada pendapat para Mufassirin yakni malam Nisfu
Sya’ban ialah malam
ditentukannya banyak takdir khususnya umat muslim. Maka dari itu, semua umat
muslim dimuka bumi ini secara tidak langsung dianjurkan oleh nabi melalui
sabdanya agar dimalam tersebut digunakan sebaik mungkin untuk memperoleh
ampunan atas segala dosa yang telah dilakukan, sehingga pada saat memasuki
bulan ramadhan kita semua umat muslim berada dalam keadaan suci sebagaimana
sucinya bayi dan bulan ramadhan. Wallahu
a’lam bi as-Shawwab.
0 komentar:
Posting Komentar