“Bandar Lampung, 26 Mei 2016”
PAI-Bershalawat
Dalam
Rangka Memperingati
Harlah
ke-48 Jurusan PAI
Untuk menyambut datangnya bulan suci
Ramadhan, maka kita sebagai umat muslim patutlah untuk berbahagia. Di bulan
yang mulia ini, banyak keberkahan-keberkahan yang dapat kita peroleh, salah
satunya adalah dilipat gandakannya pahala bagi orang-orang yang berbuat baik. Diriwayatkan
bahwa amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sama dengan amal
wajib. Satu amal sunnah yang
dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib. Barangsiapa yang memberi
buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan
dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.
Semua kebaikan, berkah, dan anugerah
ini diberikan untuk kaum muslimin dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini.
Oleh karena itu, hendaklah kaum muslimin menyambut bulan ini dengan kegembiraan
dan keceriaan, memuji Allah yang telah mempertemukannya (dengan bulan
Ramadhan), dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk dapat berpuasa dan
mengerjakan berbagai amal shalih di bulan Ramadhan.
Sebelum memasuki bulan sui Ramadhan,
kiranya ada beberapa hal yang perlu kita benahi, diantaranya adalah:
1. Niat
Mengapa harus niatyang kita perbaiki?
Sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa adanya niat yang
jelas, hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Mengapa demikian? Hal
demikian terjadi karena diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia tergantung
pada niatnya. Di bulan Ramadhan ini, kita berpuasa tidak hanya menahan rasa
lapar dan haus dari terbitnya matahari sampai terbenam kemudian. Jika puasa
kita maknai hanya sebatas menahan rasa lapar dan haus maka tidak ubahnya dengan
binatang. Binatang, dalam satu hari penuh tidak makan, tidak minum, dan tidak
campur dengan lain jenisnya, maka binatang tersebut dikatakan berpuasa.
Sehingga tidak ada bedanya antara manusia dan binatang, bila pemahaman tentang
puasa hanya sebatas menahan makan dan minum saja. Pemahaman terhadap puasa
tidak sedemikian dangkalnya, namun selain menahan dari rasa haus dan lapar ada
hal lain yang sangat menentukan kualitas puasa seseorang, salah satunya adalah
menahan hawa nafsu. Hawa nafsu tidak sebatas hasrat untuk berhubungan badan
dengan lawan jenis, namun lebih dari itu. Hawa nafsu dapat berupa rasa marah,
iri, dengaki, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, marilah kita persiapkan
diri untuk menghadapi datangnya bulan suci Ramadhan. Kita jadikan bulan iini
sebagai bulam yang penuh berkah dan ampunan. Kita jadikan bulan Ramadhan ini
sebagi momentum pengabdian kita kepada Allah SWT.
2. Ilmu
Mengapa ilmu perlu diperbaharui, terutama
dalam hal yang berkaitan dengan ibadah puasa? Karena banyak sekarang yang
melakukan suatu ibadah namun tidak mengerti arti apa yang sedang di lakukan.
Sama halnya dengan berpuasa, puasa hanya akan menghasilkan rasa haus dan lapar
belaka. Dengan ilmu hidup akan menjadi lebih bermanfaat, dengan ilmu hidup akan
menjadi lebih berharga, dan dengan ilmu hidup akan menjadi ladang keberkahan.
3. Perbanyak Amal Ibadah
Untuk menyambut bulan suci Ramadhan maka
perlu adanya latihan untuk memperbanyak amal ibadah. Mengapa harus memperbanyak
amal ibadah? Untuk membiasakan diri ketika sudah berada dalam naungan bulan
suci Ramadhan.
Selain itu dalam bulan Ramadhan terdapat tiga
waktu utama terkabulnya do’a di bulan Ramadhan:
1- Waktu sahur
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا
تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى
ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ
يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaraka wa
ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas
Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan.
Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan
kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no.
758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan
istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).
2- Saat berpuasa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ
تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ
وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya
tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan
do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)
Imam Nawawi rahimahullah
berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi
urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia
inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara
umum.” (Al-Majmu’, 6: 273)
3- Ketika berbuka puasa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ
تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ
وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang do’anya
tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka,
(3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu
Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahwa kenapa do’a mudah
dikabulkan ketika berbuka puasa yaitu karena saat itu, orang yang berpuasa
telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.
Semoga
dapat menjalankan ibadah puasa bulan suci Ramadhan ini dengan tulus ikhlas
hanya kepada Allah SWT, dan semoga bulan ini menjadi bulan yang dapat
mengantarkan kita kepada keridhoan Allah SWT.
Wallahu a’lam bissaawab.
0 komentar:
Posting Komentar