Rabu, 01 Juni 2016

Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan



“Bandar Lampung, 26 Mei 2016”
PAI-Bershalawat
Dalam Rangka Memperingati
Harlah ke-48 Jurusan PAI
          Untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, maka kita sebagai umat muslim patutlah untuk berbahagia. Di bulan yang mulia ini, banyak keberkahan-keberkahan yang dapat kita peroleh, salah satunya adalah dilipat gandakannya pahala bagi orang-orang yang berbuat baik. Diriwayatkan bahwa amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sama dengan amal wajib. Satu amal sunnah yang dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib. Barangsiapa yang memberi buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.
Semua kebaikan, berkah, dan anugerah ini diberikan untuk kaum muslimin dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini. Oleh karena itu, hendaklah kaum muslimin menyambut bulan ini dengan kegembiraan dan keceriaan, memuji Allah yang telah mempertemukannya (dengan bulan Ramadhan), dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk dapat berpuasa dan mengerjakan berbagai amal shalih di bulan Ramadhan.
            Sebelum memasuki bulan sui Ramadhan, kiranya ada beberapa hal yang perlu kita benahi, diantaranya adalah:
1.    Niat
Mengapa harus niatyang kita perbaiki?
Sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa adanya niat yang jelas, hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Mengapa demikian? Hal demikian terjadi karena diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia tergantung pada niatnya. Di bulan Ramadhan ini, kita berpuasa tidak hanya menahan rasa lapar dan haus dari terbitnya matahari sampai terbenam kemudian. Jika puasa kita maknai hanya sebatas menahan rasa lapar dan haus maka tidak ubahnya dengan binatang. Binatang, dalam satu hari penuh tidak makan, tidak minum, dan tidak campur dengan lain jenisnya, maka binatang tersebut dikatakan berpuasa. Sehingga tidak ada bedanya antara manusia dan binatang, bila pemahaman tentang puasa hanya sebatas menahan makan dan minum saja. Pemahaman terhadap puasa tidak sedemikian dangkalnya, namun selain menahan dari rasa haus dan lapar ada hal lain yang sangat menentukan kualitas puasa seseorang, salah satunya adalah menahan hawa nafsu. Hawa nafsu tidak sebatas hasrat untuk berhubungan badan dengan lawan jenis, namun lebih dari itu. Hawa nafsu dapat berupa rasa marah, iri, dengaki, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, marilah kita persiapkan diri untuk menghadapi datangnya bulan suci Ramadhan. Kita jadikan bulan iini sebagai bulam yang penuh berkah dan ampunan. Kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagi momentum pengabdian kita kepada Allah SWT.

2.    Ilmu
Mengapa ilmu perlu diperbaharui, terutama dalam hal yang berkaitan dengan ibadah puasa? Karena banyak sekarang yang melakukan suatu ibadah namun tidak mengerti arti apa yang sedang di lakukan. Sama halnya dengan berpuasa, puasa hanya akan menghasilkan rasa haus dan lapar belaka. Dengan ilmu hidup akan menjadi lebih bermanfaat, dengan ilmu hidup akan menjadi lebih berharga, dan dengan ilmu hidup akan menjadi ladang keberkahan.

3.    Perbanyak Amal Ibadah
Untuk menyambut bulan suci Ramadhan maka perlu adanya latihan untuk memperbanyak amal ibadah. Mengapa harus memperbanyak amal ibadah? Untuk membiasakan diri ketika sudah berada dalam naungan bulan suci Ramadhan.
Selain itu dalam bulan Ramadhan terdapat tiga waktu utama terkabulnya do’a di bulan Ramadhan:

1- Waktu sahur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).

2- Saat berpuasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-Majmu’, 6: 273)

3- Ketika berbuka puasa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahwa kenapa do’a mudah dikabulkan ketika berbuka puasa yaitu karena saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.
            Semoga dapat menjalankan ibadah puasa bulan suci Ramadhan ini dengan tulus ikhlas hanya kepada Allah SWT, dan semoga bulan ini menjadi bulan yang dapat mengantarkan kita kepada keridhoan Allah SWT.
Wallahu a’lam bissaawab.

0 komentar:

Posting Komentar